Selasa, 13 Juli 2021

Refleksi terbimbing modul 2.1

 

REFLEKSI TERBIMBING MODUL 2.1 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

 

Oleh :    Sujianto, S.Pd (Guru SMAN 1 Kepanjen)

            CGP Angkatan 2 Kab. Malang                

 

1.     Dari apa yang sudah Anda pelajari, materi apa yang menurut Anda dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran  di kelas Anda?

Dari yang apa yang saya pelajari pembelajaran berdeferensial adalah solusi bagi permasalahan yang terkait dengan pembalajaran saya saat ini dikelas saya. Karena selama ini saya memberikan tugas sesuai dengan kemampuan peserta didik. Jika peserta didik saya tergolong mampu maka tugas yang diberikan lebih banyak, begitu sebaliknya.

Dalam pembuatan media juga seperti itu. Saya hanya membuat media hanya satu saja untuk pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran hanya monoton dengan satu kegiatan pembelajaran. Disini saya lebih banyak menggunakan media pembelajaran Modula tau bentuk hard copy. Hal ini kita lakukan karena mudah diakses untuk semua siswa tapi kita tidak pernah berfikir anak itu ada yang senang dengan audio atau Video. Sehingga dengan belajar pembelajaran Berdeferensiasi saya dituntut harus belajar membuat atau mencari video yang menunjang pembelajaran.

2.     Apa yang menurut Anda sulit untuk diterapkan? Mengapa menurut Anda hal tersebut sulit diterapkan?

Kesulitan utamanya yaitu pelaksanaan pembelajaran Berdiferensiasi yang dalam bentuk daring. Yang sulit diterapkan adalah pembelajaran deferensial berbasis proses karena didalamnya membutuhkan sarana prasarana, banyak peserta didik saya tidak mempunyai komputer.Apalagi dalam kondisi pandemic ini kita sangat kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Kita tidak bisa langsung menangani siswa yang mengalami kendala dalam belajar dan yang tidak mengalami. Hal ini menjadikan sulit bagi kita untuk merasakan kesulitan yang dihadapi anak. Disinilah pentingnya kehadiran seorang guru berada di samping murid secara langsung menjadi motivasi mereka. Kita tidak pungkiri kehadiran guru di dunia maya tidak bisa menggantikan kehadiran guru secra langsung.

Kesulitan berikutnya yaitu untuk pelaksanaan daring membutuhkan kuota yang sangat besar sekali, dan ini yang menjadikan beratnya untuk orang tua yaitu permasalahan kuota internet. Kesulitan lain adalah terkait pengawasan siswa dalam mengerjakan tugasnya, karena dalam pelaksanaannya orang tua sudah sulit untuk mengawasi kegiatan belajar siswa, karena mereka juga harus bekerja. Seandainya mereka luring tentunya pengawasan pembelajaran adalah guru, sekarang tidak ada pengawasan yang bisa maksimal.

3.     Jika Anda harus menerapkan hal yang sulit tersebut, dukungan Apa yang Anda perlukan? Kemana atau bagaimana Anda akan dapat mengakses dukungan tersebut.

Jika harus diterapkan dukungan orang tua atau wali murid dan perwakilan dari orang tua di sekolah yaitu Wali kelas yang saya perlukan. Karena orang tua adalah kunci agar pelaksanaan deferensial ini bisa dilaksanakan. Oleh karena itu sebelum pembelajaran deferensial diterapkan seyogyanya kami selaku guru meminta kesepakatan orang tua dan peserta didik untuk pembelajaran. Dalam kegiatan sehari hari khususnya pengawasan siswa yang bermasalah kami dibantu oleh Wali kelas dan bimbingan Konseling. Dari dukungan inilah kita dalam menjalankan tugas ada orang yang bisa diajak konsultasi dan berpikir bersama memajukan anak bangsa.

 

4.     Jika Anda menghadapi sebuah situasi, dimana kebutuhan belajar siswa Anda tidak dapat diakomodasi oleh pembelajaran berdiferensiasi beranikah Anda mengambil risiko untuk memodifikasi pembelajaran Anda, meskipun hal tersebut mungkin tidak umum atau tidak sesuai dengan sistem yang ada? Jelaskan pendapat Anda dengan alasannya.

Jika kebutuhan belajar kami tidak bisa diakomodasikan oleh pembelajaran berdeferensiasi kami coba beranikan diri untuk mengambil resiko untuk memodifikasi pembelajaran. karena apabila tidak diaplikasikan setelah mendapat pembelajaran dalam modul ini, kami tidak bisa belajar apa pembelajaran berdeferensasi dan pembelajaran yang baru.

               Model pembelajaran seperti ini sebenarnya kita sudah mengenal mulai tahun 1997 dan waktu itu dinamakan dengan pembelajaran Mixed Ability, sehingga kita tinggal mengubah hal kalau dulu kita paksakan model pembelajarannya atau guru yang memaksa siswa sekarang tinggal kita ubah guru yang mengajar dengan melihat pemetaan kebutuhan siswa.

               Kondisi jaman yang semakin berubah ini memeng mau tidak mau, senang tidak senang seorang guru harus bisa mengikutinya, dan metode pembelajarannya juga harus mengikuti. Keinginan dan kesengan serta kepuasan anak sekarang berbeda dengan jaman dulu, sehingga pembelajarannnya karena harus menyenangkan maka kita harus melihat dimana kesenangan siswa kita jadikan kekuatan kita untuk membawa siswa menjadi senang belajar dan nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksi nyata Modul 3.3

  AKSI NYATA MODUL 3.3   PENGELOLAAN PROGRAM  YANG BERDAMPAK PADA MURID Oleh :  Sujianto, S.Pd Guru Matematika SMAN 1 Kepanjen       C...