Senin, 18 Oktober 2021

Aksi nyata Modul 3.3

 

AKSI NYATA MODUL 3.3

 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Oleh : Sujianto, S.Pd

Guru Matematika SMAN 1 Kepanjen    CGP Angkatan 2 Kab. Malang

 

MAMUNANG

(MATEMATIKA MUDAH MENYENANGKAN)

  

PERISTIWA (FACTS)

1. Latar Belakang

Dalam masyarakat banyak bermunculan anggapan mata pelajaran yang tersulit pastilah nomor satu adalah matematika. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya ungkapan yang ada di masyarakat misalnya : “Matematika itu pelajaran sing paling sulit, jadinya anak yang tidak pandai pasti dapat nilai jelek”, “Saya kalau sudah masuk pada pelajaran matematika, minta ampun sulitnya”. Bahkan banyak orang tua mengatakan pada anaknya “Kamu kalau waktunya besok ada matematika lekas belajar, karena matematika itu sulit”. Dari sini akhirnya pengaruh perkataan diatas seorang siswa pasti akan terpengaruh dan beranggapan matematika itu pelajaran yang sulit. Dengan menganggap matematika sulit berarti apapun yang dipelajari pasti yang masuk tidak sampai 50% apa yang disampaikan guru.

Perasaan seseorang juga mempengaruhi dalam belajar. Jika persaannnya tertekan pastilah juga sulit untuk belajar. Salah satu perasaan yang mendukung belajar mudah diterima konsep atau materi adalah perasaan tidak tertekan atau merdeka dan perasaan senang. Menurut kai perasaan senang lebih dominan dibandingkan perasaan merdeka. Tentunya kalau kita berbicara perasaan seorang guru harus memahami bagaimana seorang murid harus senang dan tidak tertekan.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam aksi nyata ini kita  melaksanakan program yang berdampak pada murid yaitu belajar matematika itu mudah dan menyenangkan.. Oleh sebab itu kita beri judul Manumang ( matematika mudah dan mentenangkan)..

2. Tujuan

Adapun tujuan dariaksi nyata ini yaitu:

a.    Menghilangkan paradigma pada murid belajar matematika itu sulit  dan menjadikan perubahan matematika itu mudah.

b.    Memberikan pada murid motivasi untuk belajar matematika yang menyenangkan.

c.    Mengajak pembaca artikel ini untuk  mengubah paradigma belajar matematika itu mudah.

d.    Meningkatkan prestasi belajar siswa  pada mata pelajaran matematika

3.  Tolak ukur.

 a. Adanya peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika dari nilia UH.

b. Suasana kelas menyenangkan dan tidak tegang

c. adanya perubahan paradigma siswa tentang matematika itu tidak sulit.

4. Deskripsi Kegiatan

Tahapam tahapan pada aksi nyata kali ini yaitu persiapan, pelaksanan dan evaluasi.

Pada tahapan Persiapan.

Kegiatan yang dilakukan pada persiapan meliputi:

1)    Mendata segala aset yang ada serta mengelola nya.. Hasil pendataan aset sebagai berikut: Sumber daya manusia guru, murid, teman sejawat dan kepala Sekolah.

Guru kita sendiri memiliki kemapuan dalam berkomunikasi yang baik dengan murid, teman sejawat, orang tua dan Kepala sekolah, mempunyai pengalaman dalam mengajar lebih dari 20 tahun, penyabar, memiliki motivasi yang bagus dalan pelaksanaan pembelajaran.

Murid memiliki kemampuan yang baik, kemampuan murid yang hampir merata, memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Teman Sejawat memberikan dukungan dan memotivasi kita untuk lebih semangat.

Kepala Sekolah mendukung dan memberikan motivasi pada kita.

Orang Tua sangat peduli pada pendidikan anak lebih dari 90 %.

2)    Menentukan perencanaan kelas yang dipakai untuk diambil datanya.

3)    Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kita harapkan dapat membuat siswa senang dan mudah.

4)    Metode yang akan kita gunakan dengan menggunakan cara yang sederhana yaitu Tanya jawab. Dengan tujuan agar terjalin komunikasi yang baik antara guru dan siswa.

5)    Metode yang lainnya kita gunakan kalau konsep dan materi sudah dikuasai siswa misalnya dengan Problem Solving.

6)    Menyiapan peralatan untuk pengambilan dokumen.

Pada Tahapan Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan pelaksanaan yaitu:

1)    Melakukan Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan cara memberikan semangat menggunakan yel yel “Semangat Pagi” dilanjutkan dengan memberikan motivasi ( KSE ) dan menanyakan perasaan mereka untuk selalu bergembira dan senang hati.

2)    Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Tanya jawab dengan tujuan memanfaatkan kemampuan murid yang sudah mereka dapatkan mulai dari SD, SMP atau di SMA. Kita mencoba membantu menghubungkan apa yang sudah mereka miliki dengan materi yang dipelajari. Hal ini dengan tujuan agar mereka senang dan lebih memahami materinya.

3)    Melakukan Pembelajaran mengurutkan dimulai dari definisi, teorema atau dalil dan contoh sederhana dari permasalahan dengan menggunakan  ,etode Tanya jawab. Hal ini lebih sering kita bawa ke suatu permaslahan yang nantinya harus diselesaikan.

4)    Disela sela pembelajaran kita berikan motivasi bahwa matematika itu mudah.

5)    Kita juga menanyakan pada mereka hampir merata agar mereka merasa diperhatikan kalau ada siswa yang sepertinya mengalami kesulitan dan yidak focus.

6)    Setiap akhir pembelajaran mengharapkan mereka untuk membuat kesimpulan sendiri dan sambil kita pandu.

7)    Mendokumentasikan proses pembelajaran.

8)    Pada metode pembelajaran ini jika siswa sudah mampu menguasai konsep maka untuk selanjutnya menggunakan metode problem solving.

9)    Karena permasalahan pembatasan dan jaga jarak maka kegiatan pembelajaran yang dengan cara mereka berkelompok sementara kita minimalsir.

10) Melakukan monitoring tentang ketercapaian dan perasaan siswa dengan cara memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan persaannya dan hasil yang dicapai.

Pada tahapan Evaluasi dan Pelaporan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu:

1)    Melakukan evaluasi tentang pelaksanaan dan hasil yang dicapai.

2)    Mengumpulkan dokumentasi  pembelajaran

3)    Melakukan rencana tindak lanjut dari hasil evaluasi.

4)    Menyusun Pelaporan

5. Hambatan hambatan dan penyelesaiannya.

Adapun habatan hambatan yang terjadi yaitu::

1)    Waktu KBM yang hanya sedikit 2 x 30 menit setip tatap muka, sehingga untuk motivasinya kurang. Untuk mengatasi hal ini  dengan cara mengelola waktu yang ada atau bahkan jika tidak selesai kita lakukan tambahan pelajaran.

2)    Apabila ada  pelajaran matematika diatas jam ke 6 tentunya kebosanan murid sangat tinggi. Untuk itu penyelesaiannya  dengan memberikan semangat dan motivasi belajar.

3)    Dengan adanya pandemi ini maka semua menggunakan masker sehingga kita kadang kadang kesulitan dengan metode Tanya jawab. Karena kita tidak bisa melihat wajah dan suara dari siapa. Untuk mengatasi hal ini apabila ingin menjawab siswa diharapkan terlbih dahulu angkat tangan.

6. Hasil kegiatan Aksi Nyata

Dari kegiatan aksi nyata ini diperoleh hasil sebagai berikut:

1)    respon murid sangat bagus, sebagian besar lebih menyukai dan merasa tertantang dengan kegiatan pembelajaran dan merasakan senang.

2)    murid merasa lebih mudah memahami materi 

3)    Hampir dari 90 % siswa mulai merubah paradigma mereka bahwa belajar matematika itu mudah tidak sulit.

4)    Terjadi komunikasi yang aktif dari murid dan mampu mengemukakan pendapat.

4. Dokumetasi kegiatan


Setiap ada Kegiatan Selalu kita Koordinasikan dengan Pimpinan dan Teman Sejawat

 




Suasana Pagi yang ceria dan tetap dalam protocol Kesehatan siswa dikumpulkan di lapangan untuk persiapan pembelajaran dengan diverikan yel yel penyemangat   “Semangat Pagi”

 

 

   




 

Suasana Kelas pada saat pembelajaran



  

 

  

 

 PERASAAN (FEELING)

Saat membuat perencanaan aksi nyata ini saya merasa sangat bersemangat. Karena kita merasa tertantang dengan adanya anggapan bahwa matematika itu sulit. Hal ini sepertinya menjadi suatu hal yang umum di masyarakat. Bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling sulit. Ainilah yang menjadi tantangan kita sebagai seorang guru matematika . 

Dari setelah mempelajari materi pada PGP ini antara lain pembelajaran berdiferensiasi dengan mengembangkan KSE menjadi sangat bersemangat untuk mencoba menerapkannya dengan membuat perencanaan yang detil sehingga mudah untuk dijalankan. Hal ini kita lakukan agar pada pengemasan nantinya menjadi mudah untuk belajar matematika.

Pada saat menjalankan aksi nyata ini perasaan saya masih bersemangat dan optimis bisa menjalankannya sehingga mencapai tujuan yang dicita-citakan.  Karena berdasar aset yang bisa dimanfaatkan serta perencanaan yang sudah dibuat tampak akan bisa dijalankan dengan baik, asal tetap memperhatikan dan mematuhi rencana yang sudah dibuat.  Meskipun ada kendala yang tidak bisa dihindari tetapi tetap bisa diatasi. 

Dan setelah selesai, ternyata terasa lega karena hampir 95 % siswa yang sudah belajar dengan kita mapu menguasai  materi dan belajarnya dengan senang hati. Selain itu dari refleksi murid menyatakan lebih menyukai kegiatan pembelajaran ini, lebih seru dan tidak membosankan. 

 

PEMBELAJARAN (FINDING)

Pembelajaran yang saya dapatkan ketika menjalankan program “Mamunang” mulai dari tahap perencanaan sampai pada tahap pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program adalah pengalaman dalam mengelola suatu program sekolah yang bisa  berdampak kepada murid. Yang dimulai dengan perencanaan yang matang ,memanfaatkan aset yang ada baik fisik mauoun non fisik,  koordinasi yang baik dengan berbagai pihak, serta melakukan analisis manajemen risiko.  Sehingga  program yang sudah direncanakan tersebut dapat berjalan dengan sukses

Dan untuk murid yang belum mencapai tujuan program yaitu menunjukkan keaktifan dan kretifitas dalam pembelajaran yang dilakukan maka perlu dilakukan coaching agar dapat dihasilkan solusinya.

Pembelajaran lain yang juga di dapat adalah bahwa jika ada ketidak berhasilan dalam pembelajaran di kelas tidak langsung menyalahkan murid yang dianggap malas, melainkan dengan menganalisis kebutuhan murid.  Termasuk kebutuhan untuk dapat berinteraksi dengan temannya dalam melaksanakan proses pembelajaran, serta mencari strategi yang tepat untuk mengakomodasi kebutuhan murid tersebut.

 

PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Rencana ke depan program “Mamunang” ini akan dijalankan terus khususnya pada materi-materi berikutnya pada mata pelajaran matematika.  Selanjutnya dimasukkan dalam program kerja di bidang kurikulum, sehingga program ini juga dilaksanakan mata pelajaran lain. Diharapkan pembelajaran yang dilaksanakan tetap menumbuhkan kreatifitas murid meskipun dalam kondisi yang berbeda.

Monitoring, evaliasi dan refleksi akan dilaksanakan terus menerus serta melibatkan lebih banyak stake holder sekolah agar program ini berdampak lebih luas.  Yang pada akhirnya mendorong terciptanya merdeka belajar dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

Demikian pemaparan aksi nyata dalam Pengelolaan Program yang Berdampak kepada Murid, semoga bisa menginspirasi.Semoga sedikit pengalaman kita ini menjadi inspirasi kita semua untuk pencapaian pembelajaran matematika.

 

Terima Kasih ………

Jumat, 08 Oktober 2021

AKSI NYATA MODUL 3.1

 

Aksi Nyata: Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 Aksi Nyata

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pada Kurikulum di SMA Negeri 1 Kepanjen

Pada Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM)

Terbatas

oleh: Sujianto, S.Pd

Calon Guru Penggerak - Angkatan 2

Kabupaten Malang

2021

 

 

A.   Latar Belakang

Dalam suatu lembaga pendidikan, kurikulum merupakan hal utama yang harus diperhatikan karena pelaksanaan pembelajaran dalam lembaga tersebut duikendalikan oleh kurikulum. Dalam pelaksanaan pembelajaran tentunya banyak terkait dengan masalah masalah atau problem. Dan masalah masalah tersebut dituntut ada suatu solusinya atau penyelesaian. Permasalaan yang ada tentunya ada yang merupakan bujukan moral atau suatu dilemma. Dari hal ini tentunya penting bagi kita untuk mempelajari permasalahan permasalahan yang ada agar kalau kita menjadi pemimpin pembelajaran dapat memiliki pengalaman dan gambaran solusi permasalahan.

            Hal lain yang menjadikan kurikulum sebagai objek dalam pengambilan tugas ini yang terkait dengan pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dikarenakan kita mendapat tugas tambahan selain jadi guru juga masuk dalam staff waka kurikulum. Tentunya kita menjadi terlibat langsung dengan permasalahan yang ada.

B.    Tujuan

Tujuan dari penulisan artikel ini senagai berikut:

1.    Dapat mengetahui sejauh mana penerapan materi modul 3.1 dapat terealisasi pada lembaga .

2.    Dapat mengetahui sejauh mana permasalahan sosialisasi materi pada teman sejawat.

3.    Dapat mengetahui perkembangan cara komunikasi dengan pimpinan dalam mempraktekkan  pengambilan keputusan.

4.    Menambah pengalaman pembelajaran pada guru dalam mengambil keputusan agar berpihak pada murid.

5.    Menjadi contoh pembelajaran bagi kita tentang cara pengambilan keputusan.

C.   Permasalahan

Permasalahan di kurikulum yang kita angkat disini yaitu: Bagaimana Pelaksanaan kegiatan  PTM (Pembelajaran Tatap muka ) terbatas di SMA Negeri 1 Kepanjen

 

D.   Kajian Pustaka

Dalam pengambilan keputusan tentunya kita tidak terlepas dari urutan langkah langkah  agar keputusan yang kita laksanakan ini dapat teruji dengan baik. Sebelum kita melakukan langkah ini perlu kita sampaikan suatu kegiatan untuk mentransfer pengetahuan kita tentang pengambilan keputusan. Tentunya penyampaiannya kita lakukan tidak secara langsung melainkan pada saat proses diskusi pengambilan keputusan yaitu dengan cara pada saat menyampaikan pendapat kita masukkan hal hal yang terkait pengambilan keputusan. Adapun materi yang kita masukkan sebagai berikut:

1)    Dilema Etika dan Bujukan Moral

Dalam mengambil keputusan suatu permasalahan kita harus paham dan mengerti ini permasalahan bujukan moral atau Dilema etika. Kita harus tahu pembeda dari keduanya ini.

a.    Suatu permasalahan dikategorikan bujukan moral jika kita dapat melihat pertentangan dari realita atau kenyataan akar permasalahannya itu satu bernilai benar dan satunya bernilai salah, kesalahan ini bisa dikaitkan dengan hukum atau tatanan masyarakat atau norma masyarakat.

b.    Suatu Permasalahan dikategorikan Dilema Etika jika kita dihadapkan dari nilai nilai yang saling bertentangan benar semua atau keduanya bernilai benar secara hukum dan norma norma masyarakat

2)    Prinsip Prinsip Pengambilan keputusan, yaitu:

1.       Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking). 

2.       Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Prinsip yang dimaksud adalah bahwa keputusan yang diambil berdasarkan peraturan yang diambil berdasarkan prinsip dan aturan- aturan yang telah ditetapkan

3.       Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Keputusan yang diambil dengan memikirkan " apa yang anda harapkan orang lain lakukan terhadap anda" dalam hal ini mengajarkan kita untuk dapat memikirkan orang lain dan bersikap empati kepada orang lain.

3)    Paradigma Dalam pengambilan keputusan kita mengenal ada 4  yaitu;

a.      Individu lawan masyarakat (individual vs community).

Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar.

b.      Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy). 

Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain

c.       Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty). 

Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.

d.      Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). 

Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang.

4)    Konsep  pengambilan dan Pengujian Keputusan

Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat Anda lakukan. Anda dapat memilih salah satu dari kasus-kasus yang telah dibahas sebelumnya di modul ini untuk Anda gunakan sebagai contoh.

1.      Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan.

Mengapa langkah ini penting untuk Anda lakukan? Pertama, penting bagi kita untuk mengidentifikasi masalah yang sedang kita hadapi, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama. Kedua, penting bagi kita untuk memastikan bahwa masalah yang kita hadapi memang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan sekedar masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial.

Tidak mudah untuk bisa mengenali hal ini. Kalau kita terlalu berlebihan, kita bisa terjebak dalam situasi seolah-olah kita terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan kesalahan-kesalahan kecil. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika dalam masalah yang sedang kita hadapi.

2.      Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi yang sedang kita hadapi, pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Bukan berarti kalau permasalahan tersebut bukan dilema kita, maka kita menjadi tidak peduli. Karena kalau permasalahan ini sudah menyangkut aspek moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.

3.     Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

Proses pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail; apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting karena dilema etika tidak bersifat teoritis, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang mempengaruhi situasi tersebut, sehingga data yang detail akan menjelaskan alasan seseorang melakukan sesuatu dan bisa juga mencerminkan kepribadian seseorang dalam situasi tersebut. Kita juga harus bisa menganalisis hal-hal apa saja yang potensial yang bisa terjadi di waktu yang akan datang.Pengujian benar atau salah

1.      Uji Legal

Pertanyaan penting di uji ini adalah apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi itu? Bila jawabannya adalah iya, maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral.

2.      Uji Regulasi/Standar Profesional

Bila situasi yang dihadapi adalah dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mari kita uji, apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di dalamnya. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.

3.      Uji Intuisi

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.

4.      Uji Publikasi

Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral di media sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi publik? Coba Anda bayangkan bila hal itu terjadi. Bila Anda merasa tidak nyaman kemungkinan besar Anda sedang menghadapi benar situasi benar lawan salah atau bujukan moral.

5.      Uji Panutan/Idola.

Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.

Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu:

Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam.

Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir.

Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care- Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.

Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral.

 

E.    Kegiatan Aksi nyata

a.    Pelaksanaan Pembelajaran tatap muka terbatas.

Dari instruksi presiden dan menteri Pendidikan dan kebudayaan sekolah yang berada pada PPKM level 3 ke bawah boleh mengadakan kegiatan tatap muka. Dengan adanya intruksi ini dan daerah kami berada pada level 3 dan menuju level 2 maka diadakan pembelajaran tatap muka terbatas dengsn jumlsh murid 25%.

Dalam kegiatan PTM ini yang terlibat dalam kegiatan yaitu: Guru, Kepala Sekolah, murid, aaaOrang tua, Pengawas, dan satgas covid sekolah dan kecamatan.

Untuk pelaksanaan kegiatan PTM ini dilakukan beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

Perencanaan

Pada kegiatan ini kita membuat perencanaan dengan membuat banyak alternative yaitu:

1)    Siswa masuk satu angkatan kelas misalnya  kelas x semua, kelas xi semua atau kelas xii semua.

2)    Siswa masuk sebagian anak pada masing masing kelas dan hanya satu tingkatan, misalnya kelas X yang masuk anak  absen no 1 – 18  selanjutnya pada hari berikutnya masuk kelas B dengan anak kelas dan tingkatan yang sama dengan jno absen  19 – 36 .

3)    Siswa masuk dua tingkatan tetapi sebagian sebagian, misalnya yang masuk tingkat XI dan XII tetapi jumlah muridnya sebagian dari kelas.

Koordinasi dan kolaborasi

Pada kegiatan ini kita setelah membuat konsep rencana di atas dilanjutkan dengan koordinasi dengan pimpinan di kurikulum yang melibatkan semua staff di kurikulum yang diikuti oleh 4 orang. Yang dilanjutkan koordinasi dengan Kepala sekolah dan akhirnya koordinasi dengan pelaksana penyelenggara PTM ( Perwakilan Guru, Team Satgas Covid, Tenaga Administrasi yang diwakili KTU, Team tatib, tim piket KBM dan tim UKS), selain itu juga ada koordiinasi dengan tim Satgas Covid 19 dari Kecamatan Kepanjen.




Koordinasi dengan seluruh penyelenggara PTM
Perwakilan Guru, Team Satgas Covid, Tenaga Administrasi yang diwakili KTU, Team tatib, tim piket KBM dan tim UKS),

 



Koordinasi dengan Kepala sekolah dan staff Kurikulum

 

Koordinasi dengan Satgas Covid 19 dan tim UKS dan Tatib

 




Koordinasi denagan Orang tua kelas X untuk persiapan PTM

Pelaksanaan

Setelah melewati  diskusi dan koordinasi dengan pihak pihak yang terkait maka dapat dihasilkan keputusan sebagai berikut:

1)    Pelaksanaan PTM diawali pada tanggal 6 September 2021

2)    Versi atau alternative yang digunakan  yaitu dilaksanakan yang satu tingkat sebagian siswanya dan diuji coba untuk satu pecan selanjutnya dievaluasi dan dilaksanakan tindak lanjut.

3)    Untuk tindak lanjut nantinya pada pecan depannya apakah pada PTM berikutnya sudah 2 tingkat?

4)    Untuk kelas yang dilakukan PTM dulu yaitu tingkat XII lalu dilanjutkan tingkat XI dan selanjutnya tingkat X.

5)    Untuk memudahkan prokes maka untuk proses masuk digunakan satu pintu yaitu gerbang belakang.

 

Foto foto kegiatan pelaksanaan



                            Kegiatan apel pagi untuk persiapan PTM

 

 





Suasana dalam Kelas saat berlangsung PTM

 

Monitoring Kegiatan

Pada kegiatan ini yang melakukan monitor yaitu dari kita staff kurikulum, Waka kurikulum, kepala Sekolah dan pengawas. Pada pelaksanaan kegiatan ini kita banyak mendapatkan masukan yang cukup baik dari seluruh dewan guru untuk pelaksanaan kegiatan PTM.



Monitoring yang dilakukan Pengawas Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Malang

Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan dilakukan pada akhir pecan yang diikuti perwakilan dari penyelenggara diatas dan diwakili perwakilan dari guru dan wali kelas.

Hasil evaluasi digunakan untuk tindak lanjut dari kegiatan ini.

Adapun dari hasil evaluasi dapat disimpulkan kegiatan tatap muka dapat ditingkatkan jumlahnya dengan menambah 1 tingkat lagi yaitu tiga tingkat masuk semua tetapi hanya sebagian siswa per kelas.

b.    Perasaan kita setelah melakukan kegiatan ini sangatlah puas dan senang. Hal ini dapat kita rasakan karena telah lama kita tidak melakukan kegiatan PTM. Kita jupuas dan senang dikarenakan kita dapat membantu proses berjalannya PTM atau kita mempunyai peran, sehingga dapat diartikan kita mempunyai manfaat dan peran penting dalam kelompok  atau program tersebut. Perasaan lan yang dapat kita rasakan yaitu senang kaena kita dapat berkiprah pada pembelajaaran yang berpihak pada murid.

c.    Pembelajaran.

Pada kegiatan ini dapat kita miliki pembelajaran yaitu:

1)      Dapat berkolaborasi dengan pimpinan, teman sejawat, orang tua dan pengawas.

2)      Membuat kegiatan tatp muka tidaklah semudah yang dibayangkan, karena harusmelihat banyak sekali terkait pertimbangan yang tentunya tidak merugikan murid.

3)      Dalam menyusun program kegiatan harus ditat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, eavaluasi dan tindak lanjut

4)      Dalam kurikulum merupakan hal yang sangat penting keberadaannya pada lembaga pendidikan

5)      Dapat menysun rencana PTM dan pelaporan

d.    Penerapan Ke depan. Dengan kegiatan aksi nyata yaitu menyelesaikan permasalahan kurikulum tepatnya pelaksanaan PTM dapat kita lakukan antara lain:

1)    Melakukan PTM dengan mendekati pembelajaran yang biasa.

2)    Dari hasil evaluasi kegiatan dapat kita lakukan untuk kegiatan PTM dapat dilakukan dengan jumlah murid lebih besar lagi.

3)    Untuk kegiatan PTM selanjutnya tidak perlu diapelkan tiap pagi dan mereka langsung pelajaran.

Aksi nyata Modul 3.3

  AKSI NYATA MODUL 3.3   PENGELOLAAN PROGRAM  YANG BERDAMPAK PADA MURID Oleh :  Sujianto, S.Pd Guru Matematika SMAN 1 Kepanjen       C...